Selasa, 13 Mei 2014

"Kata" dari Kamu untuk Aku

Jarak memisahkan kita dari tatapan
Jarak menghijab kita yang belum merdeka dengan kesucian. 

"Kata" ya..
"Kata-Kata" Seolah mewakili keberadaanmu, di sini. Di sampingku.

Hanya keyakinan yang kau yakini bahwa kita pernah berkenalan jauh sebelum hari ini terjadi.

Aku manangkap yakinmu menjadi yakinku yang ku hayati bersama "kata-kata" yang keluar indah dari rasa yang membingungkan.

Cuma "kata" yang membuat jarak terasa tak jauh.
Kau dekat, di sini. Di dalam hati.
oleh dia

"Kita" dari Aku untuk Kamu

Kita tak pernah bertemu, tapi kita saling merindu.
Kita tak pernah berbicara, tapi kita saling mengerti.

Kita berpelukan di awal pagi. Lalu, bercumbu di ujung malam.

Kita dua orang asing yang merasa aneh.
Kita dua orang asing yang bertegur sapa.

Kita tidak mengetahui satu sama lain, tapi kita mengenal diri masing-masing.

Kita merindu pada apa?
Kita bercumbu dengan apa?

Kita yakin. Seyakin iman tentang Tuhan.
Kita yakin. Seyakin Tuhan dengan kata. 

Kita dengan iman meyakini
Kita dengan kata merindu, bercumbu, merayu manja, memadu kasih.
Kita dengan kata berbisik "suatu saat, saat kita bersisian kita hanya perlu diam."

Kita adalah kata yang sudah ditakdirkan Tuhan.

Rabu, 07 Mei 2014

Romantisme Itu, Kita yang Ciptakan. Sayang

Kita tidak seharunya bertutur kaku saat bertemu.
Mengutuk kesal pada kondisi.
Menggrutu ketus pada kata, padahal kita sedang rindu.

Kini, rindu kita saat kita berjarak.
Besok, rindu kita saat kita bersisian

Sayang...

Aku mengutuk kata, harusnya kupeluk saja dirimu.
toh... tuan dan puan itu tau kita menyayangi

Romantisme itu, kita yang ciptakan. Sayang.