Zahra apa kabar? Lama aku
tidak berkabar padamu. Setelah sepuluh tahun terakhir, Hari ini aku
beranikan diri kembali menulis surat. Karena, berita tentang peristiwa itu sering sekali muncul di media massa. Sepuluh tahun, sudah banyak yang berubah
Zahra. Begitu juga dengan kampung yang selalu kau ceritakan dalam
surat-surat mu.
Kau bercerita bagaimana tiap malam kau mendengar desing peluru bagai kembang api di malam tahun baru. Kau mendengar sirine ambulan bersahut sahutan dengan adzan dari meunasah, bahkan lebih dari lima kali sehari. Tak bisa kubayangkan bagaimana hidupmu di tengah perang, yang sepengetahuanku perang hanya ada di film, kalau ada pihak Amerika merekalah pemenang.
Kau bercerita bagaimana tiap malam kau mendengar desing peluru bagai kembang api di malam tahun baru. Kau mendengar sirine ambulan bersahut sahutan dengan adzan dari meunasah, bahkan lebih dari lima kali sehari. Tak bisa kubayangkan bagaimana hidupmu di tengah perang, yang sepengetahuanku perang hanya ada di film, kalau ada pihak Amerika merekalah pemenang.