Kamis, 09 Oktober 2014

Spinggan

Semesta bergulir tak kenal aral
Seperti langkah-langkah menuju kaki langit
Seperti genangan akankah bertahan
Atau perlahan menjadi lautan
-banda neira hujan di mimpi-

Saat aku bertemu dengannya aku mengingatmu, maaf bukan aku mencintaimu kembali, karena kini kau sudah menjadi pohon berbunga itu, tapi aku selalu memulai banyak hal darimu dan itu sulit aku lepaskan. aku suka.

Aku datang, ke tempat di mana kau pernah ada, meski saat ini tidak lagi. aku juga tak lupa menanyakan di sebelah mana tanah kelahiran mu. kau tak penah hilang dalam banyak kisah. aku suka.



Sudah aku bilang, kalian banyak sama. mulai dari timur jauh, hingga rasa saat kita bertemu. hingga kini. ada rasa sunyi yang sama saat kau dan dia tak ada. aku mencintainya dan itu berbeda pasti. aku sangat mencintainya.

Akupun tak pernah lebih dari hitungan ujung ke ujung matahari bercengkrama dengannya, tapi saat waktu matahari belum penuh kami sudah tahu kami saling mencinta. dua orang asing yang kini jatuh cinta.

Kini aku sunyi, sunyi menyanyat seperti belati.
Kita juga hanya dua kali bertemu tak pernah lebih dari itu. kemarin saat aku ke Tanah Timur Jauh itu itupun kali kedua kami bertemu. aku takut.

Kali ke dua yang terakhir (kah?).
Aku hanya genangan air. Kerdil.
Karena keterbatasan itu pula kini kau telah menjadi pohon berbunga.
Apakah ia akan menjadi pohon berbunga itu? aku takut

Aku. Seperti genangan akan kah bertahan atau perlahan menjadi lautan



6 Oktober 2014
Ruang Tunggu Gate 4 Spinggan
kini namanya nggk keren Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman

Aku yang sejenak ragu, sementara takut, selalu rindu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar