Ini kampus, semua mahasiswa, semua dosen, semua birokrasi
intelektual, semua pekerja kebun, semua pembawa betor lima ribu jauh
dekat, semua pedagang kaki lima, semua anak jalanan. Semua yang
kusebutkan terakhir adalah yang agak istimewa… Ya, semua anak jalanan.
Mereka yang berkaki jelaga, berkostum jelaga, bersuara jelaga, beransel
jelaga, dan membawa jajanan jelaga.
Mereka berjelaga
menyusuri lorong-lorong intelektual. Bagi semua mahasiswa, semua dosen,
semua birokrasi intelektual, semua penghuni kebun binatang yang punya
sedikit kuasa istimewa piramida di sini, mereka berwajah asimetris
abstrak yang acak, makanya sering juga mereka seperti tak tervisualisasi
dengan benar. Ada atau tiada semua di kampus sudah terbiasa atau tak
sadar ada.
Kadang mereka terlalu compang camping jelaga,
ransel mereka kardus jelaga dan botol jelaga, kaki jelaga mereka tidak
berdecit saat menciumi batako, almamater mereka warna-warni jelaga.
Seperti yang kubilang, mereka yang berjelaga yang istimewa…
Telanjang
kaki menyusuri koridor tiap menara gading, boleh pilih mana saja suka.
Ceria, belia, dan cita-cita yang masih urakan di tiap pancaran matanya.
Kapas manis merah muda dijajahkan untuk simpati gopek yang dicari,
karena bunyi tutup botol sudah tidak menghasilkan di sini. Goni pelastik
harus terisi penuh untuk bisa jajan di waktu jeda.
Mereka
yang berjelaga adalah mahasiswa tak kentara di sini. Inilah tempat
mereka memupuk mimpi untuk menjelma sarjana simbol bahagia orang tua
suatu ketika, juga lahan bermain yang sedikit serius, tempat berhitung
kehidupan untuk makan kemudian, tempat pikirannya menjadi lebih tua dari
matematika usia dan lincah, tempat hidup yang menyejarah di ukir
ingatannya.
Suatu kali, dari sudut mulut mungil berjelaga,
suaranya cerah berceramah, bahwa hidup bukan sekedar materi, tapi
kebahagiaan dan pengabdian… lalu ia berlari ke kolam dan membasuh
ingusnya di sana, tetap terlihat jelaga di puncak hidungnya. Kepada
siapa yang bertanya, matanya nakal menjawab semua seperti langganan
wawancara mau masuk kerja. Apa diujung rambutnya sama sekali tak
terduga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar