Kamis, 06 Maret 2014

Menunggu Mati

Lusuh memandang langit menunggu mati
Lemah berjalan terseok-seok menjawab tujuan
Usang memandang sengatan hati
Tak berujar degup-degup jantung menanti kafan

Telaga biru membelai mesra
sedangkan langit biru menjadi hantu

Lumut pohon bisu bertajuk
sedangkan jejak menghujam batu

Berdiri tanpa nyawa memandang langit
Aku mati pada nafas hati berjinjit
Lirih sendal jepit menopak pongah manusia kerempeng
Lusuh tulang di balut kaus putih

Aku meminta telaga biru menelanku dengan mesra
Saat rahasia langit biruh membuihku

Aku daun berguguran, menguning lalu mati
Aku pohon krontang menunggu mati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar