Teman malam yang paling setia adalah kenangan. Maka kucari rumahmu dalam
kenangan, yang pintunya tak boleh ku ketuk. Karena kau sedang mununggu.
Menunggu ku mengetuk, meski saat ku ketuk tak akan ada pintu yang terbuka. Karena anakmu sedang menangis minta disusuin.
Waktu itu kau bilang kalau aku tak boleh lewat di depan rumahmu, karena kau akan melihatku
melintas. Setiap hari di balik jendala kau menunggu, ingin memanggil tapi bisu.
*
Aku tak ingin mampir, atau melintas semenitpun. Tapi alamat mu kini ada dalam kenangan ku.
Jujur, aku rindu untuk bareng sejenak memandangmu, dengan lesung pipi, dan dagu yang indah
Nakalku berpikir, mengecup keningmu sembari mengatakan "Tuhan
mendefenisikan keindahan melalui lukisan yg dinamai (lalu kusebut
namamu)"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar